Minggu, 14 September 2008

Jepang Tidak Mati Gaya



Gaya pakaian Jepang yang eksotis dan atraktif memang sedang melanda masyarakat kita, memang tidak se booming gaya ala distro atawa retro yang belakangan sangat digandrungi anak muda ditanah air, tetapi fashion ala Jepang mampu mengambil porsi potensi sendiri, dan mampu tampil beda dan tidak pasaran dari kebanyakan penampilan.Kalau dilihat dari materi pendukung gaya ini, memang wajar kalau tidak semua orang akan tertarik mengadopsi gaya ala orang Harajuku ini, karena ada beberapa faktor, diantaranya :





Cukup EkstrimGaya


Jepang bisa dibilang ekstrim dan gak kompak, bayangkan dengan rambut warna-warni, pakaian nabrak-nabrak, dengan seabrek asesorisnya gaya ini enggan dianut oleh mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri tinggi, butuh nyali, timing serta tempat yang pas untuk bisa memakainya.




Cukup Mahal


Untuk bisa tampil Jepang banget biaya menjadi tuntutannya, itung saja buat ngecat rambut berapa? make up, asesoris, jahit baju permak sana sene, dll butuh ratusan ribu buat mewujudkan itu semua, kalau anak kuliah apalagi SMA rada sulit ngikutinya kecuali ortunya tajir.



Penyedia propertis masih langka


Jarang ada distro atawa butik yang majang baju-baju ala Jepang yang dah satu set jadi, artinya semua mungkin perlu kreatifitas tingkat tinggi buat ngakalinya dan tidak semua akan bisa dengan sigap mengatasinya.

Senin, 01 September 2008

Bisnis Batik Masih Prospektif?

Booming bisnis batik semakin menjadi-jadi dan mencapai puncaknya tahun ini. Pertanda bisnis batik sudah jenuh? Sudah tidak prospektif lagi? Belum tentu :)

Bagi pengusaha batik dengan mindset bisnis yang kreatif, bisnis ini masih sangat prospektif dan akan terus prospektif sepanjang jaman. Seperti misalnya Nila Puspita, pengusaha batik yang selalu berinovasi dalam mengembangkan usahanya.

Menurutnya, pemain di usaha kerajinan batik sudah terlalu banyak. Jadi, kalau tidak terus berinovasi untuk menemukan corak baru, produk batik itu pasti tenggelam. "Harus membuat corak yang sesuai selera konsumen, tapi tetap tidak menyimpang dari pakem batik," ujar pemilik rumah batik Antique di Malang, Jawa Timur, ini.

Dengan menciptakan produk batik lukis timbul, Nila berusaha menjadikan produknya unik dan berbeda dengan batik lainnya. Apalagi, lukisan yang dibuat tidak sekadar wajah pemesan, tetapi bisa lukisan peristiwa atau apa saja sesuai pesanan.
Bukan hanya corak pada batik yang terus berubah sesuai selera konsumen. Bahan baku batik pun terus berganti. Bahan baku batik lukis tidak hanya dari sutra China dan lokal, tetapi juga dari katun, serat nanas, dan serat pisang